KOSTAN

Sabtu, 05 September 2009

Pendapat-pendapat orang tentang kostan yang saya dapet dari sms.
“Kostan itu hotel termurah dan tempat bersilaturahmi kedua setelah rumah. Bedanya kostan ga punya roomboy jadi kebersihan tanggung jawab bersama. Dan yang ngeselin kalo uang kost dibayar telat. Hahaha. Intinya di kostan kita bisa bertemu dan kenal dengan orang dari lain daerah, tapi bisa jadi lawan atau juga kawan tergantung kita menyikapinya. Di kostan juga segala kegiatan bisa dilakukan selama itu tidak mengganggu kenyamanan penghuni lain. Kostan ku adalah surgaku,” kata pemilik kostan, teteh Eem.
“Kostan tu kamar yang dikontrakin. Kostan juga bisa jadi tempat kumpul-kumpul. Jadi intinya kostan tu tempat saya tinggal di Bandung,” kata Ical.
“Kostan tu tempat saya bercanda gurau dengan teman teman, tempat berbagi pengalaman, trus bisa juga sebagai tempat belajar dan bertukar soal – soal ulangan itu juga kalau beda kelas. Di kostan juga saya sering menghabiskan waktu dan makanan dan minuman. Pokoknya rame lah di kostan daripada di rumah jenuh trus di sekolah banyak ilmu yang harus diserap oleh kita, tapi kelak nanti saya nge kost saya susah untuk beradaptasi karena gak rame klo kost an sepi seperti di KUBURAN. So, kostan adalah tempat yang ramai untuk berkumpul bersama teman-teman untuk bercanda gurau belajar,” kata Beno.
“Kostan tu sumpek,” kata Bambang.
“Kostan tu kotor tapi gak terlalu juga sih. Tempat kumpul yang paling asik. Tapi tetangganya menjijikan semua karena sosoan. Pokoknya kostan the best lah,” kata Dachi.
“Kostan, sarana buat hidup mandiri. Tapi kalo gak bisa jaga diri malah bisa ngejerumusin kita. Kostan bisa buat kumpul, sharing, bertukar pendapat secara bebas,” kata Daddy.
“Kostan itu tempat yang asik, ibarat rumah kedua, tempat dimana kita bisa mandiri. Susah senang ada semua. Tapi kebanyakan susahnya,” kata Dhimas.
“Bagi banyak orang termasuk saya, kostan itu identik sama kebebasan. Maka dari itu, banyak orang tua yang tidak mengijinkan anaknya untuk ngekost. Dan memang kenyataannya kaya gitu. Banyak anak – anak kostan yang terjerumus dalam pergaulan bebas tanpa ada yang membatasi. Banyak orang yang memanfaatkan kostan sebagai sarana untuk melakukan hal-hal negatif. Namun, itu semua kembali pada kita, dan terutama bagi anak – anak kost yang menyikapinya. Asal bisa menjaga diri dari hal – hal negatif, pendapat – pendapat orang yang mengklaim bahwa anak kostan itu cenderung tidak baik, bisa ditentang,” kata Linda.
“Kostan tu rumah kedua buat saya. Apalagi kalo ibu kostnya baik dan tidak banyak peraturan. Jadi nanti di kostan kita bisa mengekspresikan segala kegiatan yang kita mau. Disamping itu juga bisa melatih kita hidup mandiri karena jauh dari orang tua. Di kostan susah senangya hidup berasa banget. Apalagi kalo uang udah mepet dan kiriman telat, wah serasa ga bisa hidup,” kata A Ono.
“Yang penting ngekost tu enak. Bebas,” kata Arofi.
“Kostan itu tempat ngekost,” kata Fauzan
“Kostan tu rame walaupun kecil tapi serasa ga pernah sempit kalo lagi di kostan. Haduh aneh,” kata Shuffur.
“Hidup mandiri, tapi kostan juga bisa membawa perubahan sikap kita ke hal buruk. Tergantung lingkungan anak-anak kostan itu,” kata Alim.
“Tidak terkontrol kostan itu. Mandiri teuing. Kurang perhatian orang tua. Tempat umum. Tempat penitpan motor dan barang-barang lainnya. Sarana kabur dari rumah atau sekolah. Membuat saya males les. Tempat gogoleran pulang sekolah. Tempat berbagi kesusahan dan kesenangan. Tidak terlupa. Sempit. Tempat yang dijadiin alasan buat pulang malem. Tempat ngerepotin yang punya kostan,” kata Bima.
“Kostan tu rumah bersama. Biasanya suka ditempatin ma siapa aja. Ga tau ketang,” kata Monica.
“Kostan mah jorok. Kucel. Basecamp,” kata Eka.
“Anak kostan tu anak-anaknya asyik lah kalo diajak main. Tapi sayangnya punya sifat jail tiada tara. Selalu kreatif kalo mau ngejailin orang. Kompak,” kata Tammy.
Makasih buat semuanya yang udah ngasih pendapat tentang kostan. Jadi saya kan bisa posting sekalian jadi trendsetter juga. I love you full. Hahaha. Thanks buat semuanya.
READ MORE - KOSTAN

 
 
 
Powered By Blogger